Minggu, 15 November 2009

PERAWATAN PRENATAL PERTAMA

PERAWATAN PRENATAL PERTAMA

Tujuan kunjungan prenatal pertama adalah untuk identifikasi semua faktor resiko yang mempengaruhi ibu dan atau anak.

Bila didapatkan faktor resiko, maka perawatan antenatal selanjutnya harus dilakukan secara spesialistik dibawah supervisi ahli obstetri.


ANAMNESA

Kehamilan sekarang

Wawancara diawali dengan keluhan utama. Pasien diberi waktu untuk menyampaikan pandangannya mengenai proses kehamilan, persalinan dan perawatan anaknya kelak serta membahas seberapa besar pengaruh kehamilan dan persalinan terhadap kehidupan keluarga.

Bagi pasien dengan pola haid yang teratur, usia kehamilan dapat ditentukan berdasarkan HPHT (hari pertama haid terakhir).

Penentuan usia kehamilan menjadi sangat sulit bila pasien tidak memiliki pola haid yang teratur, sebelum hamil mengikuti KB hormonal, pasien lupa akan HPHT, DAN atau pasien datang pada kehamilan yang sudah lanjut.

Gejala dan tanda kehamilan yang ada dapat digunakan untuk membantu dalam memperkirakan usia kehamilan.

Riwayat kehamilan lalu

Riwayat kehamilan, persalinan maupun nifas yang pernah dialami dapat memberikan petunjuk penting bagi pengelolaan kehamilan yang sekarang sedang terjadi.

Informasi penting yang diperlukan antara lain :

  1. Usia kehamilan
  2. Berat badan lahir
  3. “fetal outcome”
  4. Lama persalinan
  5. Presentasi janin
  6. Jenis persalinan
  7. Komplikasi prenatal-antenatal dan pasca persalinan
  8. Laporan pembedahan pada kasus pasca sectio caesar

Riwayat medis

Beberapa kelainan medis akan menjadi bertambah berat saat kehamilan.

Penyakit atau kelainan kardiovaskular, gastrointesinal, endokrin memerlukan evaluasi yang teliti.

Riwayat tranfusi perlu diperhatikan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya penyakit hemolitik pada neonatus akibat antibodi maternal yang berasal dari ketidak cocokan golongan darah.

Riwayat infeksi selama kehamilan dan usaha untuk mencegah terjadinya reinfeksi.

Masalah sosial yang juga perlu memperoleh perhatian dan perlu ditanyakan secara hati-hati: jumlah pasangan seksual sebelum kehamilan, riwayat penyakit menular seksual, kontak seksual dengan penyalahguna obat. Perlu ditawarkan pemeriksaan HIV pada pasien hamil.

Riwayat pembedahan

Riwayat pembedahan ginekologi. Riwayat pembedahan pada uterus misalnya miomektomi intramural yang dapat mengakibatkan cacat rahim.

Riwayat terminasi pada kehamilan muda (aborsi) atau abortus berulang yang dapat menyebabkan terjadinya inkompetensia servik.

Pasien dengan riwayat SC pada persalinan sebelumnya dapat memilih persalinan pervaginam bila sudah mendapatkan konsultasi memadai dan memenuhi kriteria.

Riwayat keluarga

Riwayat penyakit DM dalam keluarga harus membuat dokter waspada khususnya bila pasien juga pernah mengalami persalinan dengan anak yang besar atau disertai dengan kelainan kongenital atau lahir mati.

Pemeriksaan toleransi glukosa harus dikerjakan untuk menentukan fungsi endokrin saat ini.

Kewaspadaan akan adanya penyakit keluarga dan bila diperlukan dapat dilakukan pemeriksaan genetik.

Riwayat persalinan kembar perlu memperoleh perhatian oleh karena kehamilan dizygotic sering merupakan keadaan yang dapat diturunkan dari pihak ibu.


PEMERIKSAAN FISIK

A. Pemeriksaan umum

  • Pemeriksaan fisik secara lengkap harus dikerjakan pada semua pasien baru.
  • Pemeriksaan semacam ini mungkin baru pertamakali dikerjakan pada seorang primigravida muda.

B. Pemeriksaan panggul

1. Jaringan lunak panggul-setiap tumor adneksa harus memperoleh pemeriksaan yang teliti dan termasuk evaluasi ultrasonografi.

2. Tulang panggul

Konfigurasi panggul, bentuk tulang punggung, cara berjalan dan tinggi badan perlu diperhatikan untuk menyingkirkan kemungkinan adanya “cephalo pelvic disproportion”.

Penilaian X-ray tidak selalu diperlukan, bila harus dilakukan maka hal tersebut dilakukan pada kehamilan lanjut dengan indikasi tertentu.

a. Pintu atas panggul

clip_image002

Pengukuran conjugata diagonalis




Gambar atas : Pengukuran conjugata diagonalis dengan kalibrasi panjang jari pemeriksa

b. Bidang tengah panggul :

  • Spina ischiadica menonjol sekali ?
  • Dinding panggul konvergen ?
  • Kurve sacrum, datar?

c. Pintu bawah panggul

  • Pengukuran diameter inter tuberalis.
  • Secara klinis dengan menggunakan kepalan atau dengan Thom’s pelvimeter

clip_image002[6]

d. Panjang servik:

  • Ditentukan saat melakukan Vaginal Toucher.
  • Panjang servik normal 3 – 4 cm.
  • Pengukuran dapat pula dilakukan dengan menggunakan ultrasonografi transvaginal.
  • Panjang servik pada kehamilan 28 – 29 minggu dapat digunakan untuk meramalkan terjadinya persalinan preterm.


PEMERIKSAAN LABORATORIUM

A. Pemeriksaan darah

  • Hematokrit.
  • Leukosit dan hitung diferensial.
  • Golongan darah dan faktor Rhesus.
  • Tes serologis sifilis VDRL, Rubella, Hepatitis B dan [HIV], toxoplasma [pada kasus resiko tinggi].
  • OGTT – oral glucosa tolerance test pada kasus tertentu.
  • Untuk skrining NTD’s perlu dilakukan pemeriksaan hCG, unconjugated estriol dan serum AFP pada kehamilan 16-18 minggu.

B. Pemeriksaan genetik

  • Pemeriksaan genetik dilakukan pada wanita hamil usia > 35 tahun dan dengan riwayat kelainan kongenital dalam keluarga.
  • CVS (chorionic villi sampling) dikerjakan pada kehamilan 10 – 12 minggu dengan resiko abortus pada 1 – 3% kasus.
  • Amniosentesis dikerjakan pada kehamilan 16 - 18 minggu dengan resiko abortus 1 – 2% ; bila dilakukan dengan panduan utrasonografi resiko abortus <>

C. Pemeriksaan urine

  • Pemeriksaan urinalisis.
  • Pemeriksaan biakan air seni.
  • Pemeriksaan proteinurine, glukosa dan keton dilakukan pada tiap kunjungan antenatal .
  • Proteinuria > 300 mg/24 jam ( ≥ 2+ pada pemeriksaan dipstick) berhubungan dengan disfungsi ginjal, preeklampsia eklampsia.

Category

Negative
Protein

Trace
Protein

1+
Protein

2+
Protein

3+
Protein

4+
Protein

Dipstick

Results

<15 mg/dL

15-29 mg/dL

30 mg/dL

100 mg/dl

300 mg/dl

>2000 mg/dL

Equivalent
24-hour Protein

<150 mg

150-299 mg

300-999 mg

1000-2999 mg

3-20 g

>20 g

  • Glukosuria menunjukkan adanya aliran glukosa kedalam ginjal melebihi kapasitas resorbsi, bila keadaan ini disertai dengan kenaikan gula darah maka hal ini menunjukkan adanya intoleransi karbohidrat.
  • Selama kehamilan, ketonuria menunjukkan adanya defisiensi asupan karbohidrat dalam makanan.

D. Papaniculoau Smear

  • Pemeriksaan papaniculoau smear harus dikerjakan kecuali bila telah dikerjakan dalam waktu setahun sebelum kehamilan.
  • Dapat pula dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui adanya gonorrhoea atau chlamydia.
  • Bila ada indikasi, harus dilakukan pemeriksaan mikroskopik pada sekresi vagina.

E. Group B Streptrococcus

  • Pemeriksaan GBS pada kehamilan lanjut ( > 36 minggu) dilakukan pada traktus vagina bagian distal.
  • Bila positif, harus diterapi dengan ampicilline untuk menghindari terjadinya GBS sepsis pada neonatus.

F. Tuberculin skin test

Dilakukan pada pasien resiko tinggi menderita tuberkulosis.

0 komentar:

Posting Komentar