Senin, 16 November 2009

PEMERIKSAAN PADA AWAL PERSALINAN

  • Anamnesa
  • Menentukan faktor resiko
  • Memeriksa tanda tanda vital
  • Penilaian kontraksi uterus
  • Detik jantung janin
  • Pemeriksaan urine
  • Perkiraaan berat badan janin
  • Dilatasi dan pendataran
  • Posisi janin
  • Maneuver Leopold
  • Selaput ketuban
  • Pemeriksaan hitung darah

Sebagian besar proses persalinan adalah aman dan berlangsung secara spontan tanpa atau sedikit intervensi serta akan memberi outcome ibu dan anak yang sehat.

2 tujuan utama dari perawatan intrapartum adalah :

  1. Dengan mengamati keadaan ibu dan janin selama persalinan diharapkan akan dapat memberikan outcome ibu dan janin yang sehat
  2. Dengan menerapkan ilmu pengetahuan dan ketrampilan diharapkan dapat memperbaiki perawatan intrapartum seperti : penghilang rasa nyeri, pencegahan dan rekonsitruksi robekan perineum, menurunkan keletihan parturien, mencegah terjadinya anemia dan resiko infeksi serta cedera lebih lanjut pada ibu dan atau anak.

PEMERIKSAAN PADA AWAL PERSALINAN

Tujuan :

  • Menilai status kesehatan ibu dan janin
  • Identifikasi faktor resiko yang dapat mempengaruhi penatalaksanaan persalinan dan
  • Menentukan status persalinan ibu

Anamnesa

Melakukan anamnesa segera setelah masuk kamar bersalin / rumah sakit.

Beberapa pertanyaan untuk menentukan status kehamilan dan status ibu saat itu :

  • Apa yang menyebabkan ibu datang ke rumah sakit
  • Apakah anda merasakan perut yang tegang dan kapan itu mulai terjadi?
  • Apakah ibu merasa nyeri
  • Apakah ibu sudah mengeluarkan cairan atau darah dari vagina, bila ya kapan itu terjadi?
  • Apakah ada masalah kesehatan selama kehamilan ?
  • Apakah gerakan anak normal ?
  • Kapan ibu makan terakhir dan jenis makanan apa yang dimakan ?
  • Riwayat alergi obat ?
  • Riwayat pemakaian obat yang diberi dokter secara rutin
  • Apakah ibu pernah dirawat di rumah sakit sebelum ini ?

FAKTOR RESIKO

Beberapa wanita memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk mengalami masalah dalam kehamilan dibandingkan wanita hamil lainnya. Beberapa faktor resiko tergolong pada jenis yang lebih berat dibanding yang lain. Perlu diingat bahwa tidak semua faktor resiko akan selalu menyebabkan masalah persalinan.

RESIKO SEDANG


RESIKO BERAT


  • Usia kurang dari 16 tahun atau lebih dari 35 tahun
  • 2 kali atau lebih peristiwa abortus
  • Persalinan aterm lebih dari 5 kali
  • Presentasi abnormal
  • Anemia ( Hgb kurang dari 10, Hct kurangdari 30% )
  • Penyakit paru kronis - TBC
  • Perokok
  • Gangguan ekdokrin
  • Penyakit jantung klas I atau II
  • Infertility
  • Bayi besar lebih dari 4 kg
  • Kehamilan kembar aterm
  • Kenaikan berat badan yang tidak memadai
  • Kehamilan lewat waktu
  • Persalinan preterm (34-37 minggu)
  • Riwayat perdarahan
  • Riwayat preeklampsia - eklampsia
  • Riwayat BBLR
  • Bakteriuria asimptomatik dan Pielonefritis
  • Rhesus negatif
  • Panggul sempit
  • Riwayat tromboplebitis
  • Cacat rahim
  • Penyakit kelamin
  • Usia lebih dari 40 tahun
  • Perdarahan trimester II dan III
  • Diabetes
  • Penyakit ginjal kronis
  • Kelainan kongenital
  • PJT –pertumbuhan janin terhambat
  • Penyakit jantung klas III dan IV
  • Hemoglobinopathy
  • Herpes
  • Hipertensi
  • Inkompentensia servik
  • Isoimmunization (Rh)
  • Kehamilan kembar (pre-term)
  • Abortus spontan lebih dari 2 kali
  • Polyhydramnios
  • Ketuban Pecah Dini
  • Persalinan preterm (kurang dari 34 minggu)
  • Riwayat kematian perinatal
  • Riwayat neonatus dengan kelainan neurologi
  • Preeklampsia berat
  • Penyandang masalh sosial
  • Penyalahgunaan obat

TANDA VITAL

clip_image002

Lakukan pemeriksaan tanda vital ibu antara lain : tekanan darah, frekuensi nadi dan respirasi serta suhu tubuh.

  • Kenaikan tekanan darah : pre eklampsia
  • Hipertensi : TD sistolik lebih dari atau sama dengan 140 mmHg dan TD diastolik lebih atau sama dengan 90 mmHg
  • Kenaikan suhu tubuh : infeksi
  • Kenaikan frekuensi nadi : hipovolemia


KONTRAKSI UTERUS

clip_image004


Periksa frekuensi dan durasi kontraksi uterus

  • Letakkan telapak tangan pada dinding depan abdomen ibu dan rasakan kontraksi uterus yang terjadi . Cacat awal dan akhir kontraksi uterus.
  • Kontraksi uterus juga dapat diperiksa dengan menggunakan kardiotokografi .


DETIK JANTUNG JANIN

clip_image006

  • Dilakukan dengan Doppler , monitor janin elektronik , visualisasi ultrasonografi atau dengan sthetoscope fetal DeLee
  • Angka normal 120 – 160 dpm (pada kehamilan postmatur frekuensi detik jantung janin kurang dari 110 dpm )
  • Irama detik jantung janin harus regular


PEMERIKSAAN URINE dan GLUKOSA

clip_image008

Pemeriksaan protein urine dan glukosa

Proteinuria +1 atau lebih besar menunjukkan adanya pre eklampsia. Nilai +1 setara dengan :

  • 30 mg dL
  • 300 – 999 mg dalam 24 jam sediaan urine

Glukosuria 1+ atau 2+ : diabetes


TAFSIRAN BERAT JANIN

clip_image010

Memperkirakan berat badan janin dapat dilakukan melalui palpasi abdomen


Berat rata rata janin aterm adalah 3.1 kg

Tafsiran berat janin dapat ditentukan melalui palpasi abdomen.

  • 500 gm: Batas terendah viabilitas
  • 1000 gm: Mungkin masih bisa hidup
  • 1500 gm: Kemungkinan hidup besar
  • 2500 gm: Batas prematuritas
  • 3100 gm: Berat rata rata janin aterm
  • 3400 gm: Berat rata rata janin aterm laki-laki
  • 4000 gm: Makrosomia pada diabetes
  • 4500 gm: Batasan umum makrosomia


DILATASI DAN PENDATARAN SERVIK

Menggunakan sarung tangan steril dan lubrikan dilakukan pemeriksaan vaginal untuk menentukan dilatasi dan pendataran servik. Beberapa hari atau jam menjelang persalinan dapat terjadi pengeluaran lendir bercampur darah yang dinamakan “show”

Dilatasi dinyatakan dalam sentimeter dan pendataran dinayatakan dalam prosentase.

  • 1.5 cm : satu jari sempit dan dapat menyentuh bagian terendah janin
  • 2.0 cm : 1 jari longgar
  • 3.0 cm : 2 jari sempit
  • 4.0 cm : 2 jari longgar
  • 6 cm : bagian servik yang masih dapat diraba 2 cm
  • 8 cm : bagian servik yang masih dapat diraba 1 cm
  • 9 cm : tersisa sebagian dari servik
  • 10 cm : sudah tidak dapat diraba bagian servik

Pendataran lebih mudah ditentukan dimana tebal 2 cm = 25 % dan 1 cm = 50%


PRESENTASI JANIN

Melalui pemeriksaan abdomen dan pemeriksaan panggul dapat ditentukan presentasi dan posisi janin

Terdapat 3 jenis presentasi : Sepalik, Sungsang dan Lintang

Sebagian besar persalinan berlangsung pada presentasi kepla ( belakang kepala – vertex )

Posisi janin ditentukan melalui pemeriksaan vagina dengan menentukan denominator.

Denominator pada presentasi kepala : ubun ubun kecil (fontanella posterior/minor ) dan ubun ubun besar ( fontanella anterior / major)

Denominator pada presentasi sungsang : sacrum

Denominator pada presentasi muka : dagu ( mentum )


PENILAIAN PANGGUL IBU

Umumnya dikerjakan pada masa prenatal namun kadang kadang dilakukan pada awal persalinan.
Disproporsi sepalopelvik adalah masalah klinik dimana terjadi ketidaksesuaian antara ukuran dan bentuk bagian terendah janin ( presenting part ) dengan ukuran dan bentuk panggul keras ataupun dengan jaringan lunak sekitar jalan lahir.

Masalah disproporsi bisa terletak pada ukuran atau berkaitan dengan bagaimana perjalanan fetus saat melalui jalan lahir. Posisi oksiput anterior dalam persalinan merupakan keadaan normal namun bila oksiput berputar kearah posterior maka akan terjadi kesulitan dalam persalinan.

Secara singkat dapat dikatakan bahwa masalah sepalopelvik disproporsi adalah sesuatu hubungan yang lebih bersifat relatif, meskipun kadang kadang dapat bersifat absolut.

Peristiwa sepalopelvik disproporsi dapat pula disebabkan oleh jaringan lunak sekitar jalan lahir seperti misalnya kista ovarium atau mioma uteri.

Sangat sulit untuk menentukan apakah proses persalinan pervaginam spontan dapat berlangsung atau tidak semata-mata berdasarkan ukuran panggul saja.

Seringkali kesempitan panggul ringan dapat diatasi dengan molase atau bila ukuran anak tidak terlampau besar

Kesempitan panggul dapat diduga pada keadaan tertentu :

  • Cara berjalan
  • Perut gantung
  • Kifosis
  • Tinggi badan < 140 cm


PELVIMETRI KLINIK

Pelvimetri klinik dapat dilakukan dengan cara sederhana atau rumit. Pemeriksaan digital memungkinkan pemeriksa menilai kapasitas panggul dikaitkan dengan janin yang akan melewatinya.

  • Mengukur conjugata diagnonalis dengan meraba promontorium. Umumnya promontorium tidak dapat diraba. Ukuran CD harus lebih besar dari 11.5 cm
  • Mengukur pintu bawah panggul dengan menepatkan kepalan tangan diantara kedua tuber ischiadica. Ukuran normal harus lebih dari 8 cm
  • Meraba dinding pelvis untuk menentukan apakah sejajar , divergen ( bagus ) , konvergen ( buruk ). Obstruksi pintu bawah panggul jarang terjadi

clip_image012

clip_image014

clip_image016

KEADAAN SELAPUT KETUBAN

Melalui pemeriksaan vaginal dapat ditentukan keadaan selaput ketuban.

Bila sudah pecah : tentukan

  • Warna
  • Bau
  • Jumlah

Konfirmasi pecahnya selaput ketuban dilakukan dengan tes nitrazin menggunakan kertas lakmus, cairan ketuban bersifat asa sehingga dapat memberikan warna biru opada kertas lakmus

clip_image018

Kertas lakmus berubah warna menjadi biru tua ( reaksi air ketuban yang bersifat basa

Dengan mikroskop , cairan ketuban yang kering akan memperlihatkan gambaran ferning (kristalisasi) dan gambaran tersebut tidak dijumpai pada cairan vagina.


PEMERIKSAAN DARAH

Pemeriksaaan darah lengkap :

Nilai Normal Pada Wanita Dewasa

Hematokrit 37 – 47%
Hemoglobin 12.0 – 16.0 g/dL
Sel darah putih 5000 – 10.000 /uL
- Netrofil 1800 – 7700 ( 50 – 60%)
- Stab 0 – 5 %
- Eosinofil 0 – 450 ( 0 – 4% )
- Basofil 25 – 100 ( 0.5 – 1.0% )
- Monosit 0 – 800 ( 0 – 8 % )
- Limfosit 1000 – 48000 ( 20 – 50% )
Eritrosit 3.6 – 5.0 x 100.000 /uL
MCV 87 – 103 cu pm/eritrosit
MCH 26 – 34 pg/sel
MCHC 31 – 37 HgB/dl
Trombosit 150.000 – 350.000/cu.m

 

Pemeriksaan lain tergantung pada indikasi