Senin, 16 November 2009

PEMERIKSAAN PADA AWAL PERSALINAN

  • Anamnesa
  • Menentukan faktor resiko
  • Memeriksa tanda tanda vital
  • Penilaian kontraksi uterus
  • Detik jantung janin
  • Pemeriksaan urine
  • Perkiraaan berat badan janin
  • Dilatasi dan pendataran
  • Posisi janin
  • Maneuver Leopold
  • Selaput ketuban
  • Pemeriksaan hitung darah

Sebagian besar proses persalinan adalah aman dan berlangsung secara spontan tanpa atau sedikit intervensi serta akan memberi outcome ibu dan anak yang sehat.

2 tujuan utama dari perawatan intrapartum adalah :

  1. Dengan mengamati keadaan ibu dan janin selama persalinan diharapkan akan dapat memberikan outcome ibu dan janin yang sehat
  2. Dengan menerapkan ilmu pengetahuan dan ketrampilan diharapkan dapat memperbaiki perawatan intrapartum seperti : penghilang rasa nyeri, pencegahan dan rekonsitruksi robekan perineum, menurunkan keletihan parturien, mencegah terjadinya anemia dan resiko infeksi serta cedera lebih lanjut pada ibu dan atau anak.

PEMERIKSAAN PADA AWAL PERSALINAN

Tujuan :

  • Menilai status kesehatan ibu dan janin
  • Identifikasi faktor resiko yang dapat mempengaruhi penatalaksanaan persalinan dan
  • Menentukan status persalinan ibu

Anamnesa

Melakukan anamnesa segera setelah masuk kamar bersalin / rumah sakit.

Beberapa pertanyaan untuk menentukan status kehamilan dan status ibu saat itu :

  • Apa yang menyebabkan ibu datang ke rumah sakit
  • Apakah anda merasakan perut yang tegang dan kapan itu mulai terjadi?
  • Apakah ibu merasa nyeri
  • Apakah ibu sudah mengeluarkan cairan atau darah dari vagina, bila ya kapan itu terjadi?
  • Apakah ada masalah kesehatan selama kehamilan ?
  • Apakah gerakan anak normal ?
  • Kapan ibu makan terakhir dan jenis makanan apa yang dimakan ?
  • Riwayat alergi obat ?
  • Riwayat pemakaian obat yang diberi dokter secara rutin
  • Apakah ibu pernah dirawat di rumah sakit sebelum ini ?

FAKTOR RESIKO

Beberapa wanita memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk mengalami masalah dalam kehamilan dibandingkan wanita hamil lainnya. Beberapa faktor resiko tergolong pada jenis yang lebih berat dibanding yang lain. Perlu diingat bahwa tidak semua faktor resiko akan selalu menyebabkan masalah persalinan.

RESIKO SEDANG


RESIKO BERAT


  • Usia kurang dari 16 tahun atau lebih dari 35 tahun
  • 2 kali atau lebih peristiwa abortus
  • Persalinan aterm lebih dari 5 kali
  • Presentasi abnormal
  • Anemia ( Hgb kurang dari 10, Hct kurangdari 30% )
  • Penyakit paru kronis - TBC
  • Perokok
  • Gangguan ekdokrin
  • Penyakit jantung klas I atau II
  • Infertility
  • Bayi besar lebih dari 4 kg
  • Kehamilan kembar aterm
  • Kenaikan berat badan yang tidak memadai
  • Kehamilan lewat waktu
  • Persalinan preterm (34-37 minggu)
  • Riwayat perdarahan
  • Riwayat preeklampsia - eklampsia
  • Riwayat BBLR
  • Bakteriuria asimptomatik dan Pielonefritis
  • Rhesus negatif
  • Panggul sempit
  • Riwayat tromboplebitis
  • Cacat rahim
  • Penyakit kelamin
  • Usia lebih dari 40 tahun
  • Perdarahan trimester II dan III
  • Diabetes
  • Penyakit ginjal kronis
  • Kelainan kongenital
  • PJT –pertumbuhan janin terhambat
  • Penyakit jantung klas III dan IV
  • Hemoglobinopathy
  • Herpes
  • Hipertensi
  • Inkompentensia servik
  • Isoimmunization (Rh)
  • Kehamilan kembar (pre-term)
  • Abortus spontan lebih dari 2 kali
  • Polyhydramnios
  • Ketuban Pecah Dini
  • Persalinan preterm (kurang dari 34 minggu)
  • Riwayat kematian perinatal
  • Riwayat neonatus dengan kelainan neurologi
  • Preeklampsia berat
  • Penyandang masalh sosial
  • Penyalahgunaan obat

TANDA VITAL

clip_image002

Lakukan pemeriksaan tanda vital ibu antara lain : tekanan darah, frekuensi nadi dan respirasi serta suhu tubuh.

  • Kenaikan tekanan darah : pre eklampsia
  • Hipertensi : TD sistolik lebih dari atau sama dengan 140 mmHg dan TD diastolik lebih atau sama dengan 90 mmHg
  • Kenaikan suhu tubuh : infeksi
  • Kenaikan frekuensi nadi : hipovolemia


KONTRAKSI UTERUS

clip_image004


Periksa frekuensi dan durasi kontraksi uterus

  • Letakkan telapak tangan pada dinding depan abdomen ibu dan rasakan kontraksi uterus yang terjadi . Cacat awal dan akhir kontraksi uterus.
  • Kontraksi uterus juga dapat diperiksa dengan menggunakan kardiotokografi .


DETIK JANTUNG JANIN

clip_image006

  • Dilakukan dengan Doppler , monitor janin elektronik , visualisasi ultrasonografi atau dengan sthetoscope fetal DeLee
  • Angka normal 120 – 160 dpm (pada kehamilan postmatur frekuensi detik jantung janin kurang dari 110 dpm )
  • Irama detik jantung janin harus regular


PEMERIKSAAN URINE dan GLUKOSA

clip_image008

Pemeriksaan protein urine dan glukosa

Proteinuria +1 atau lebih besar menunjukkan adanya pre eklampsia. Nilai +1 setara dengan :

  • 30 mg dL
  • 300 – 999 mg dalam 24 jam sediaan urine

Glukosuria 1+ atau 2+ : diabetes


TAFSIRAN BERAT JANIN

clip_image010

Memperkirakan berat badan janin dapat dilakukan melalui palpasi abdomen


Berat rata rata janin aterm adalah 3.1 kg

Tafsiran berat janin dapat ditentukan melalui palpasi abdomen.

  • 500 gm: Batas terendah viabilitas
  • 1000 gm: Mungkin masih bisa hidup
  • 1500 gm: Kemungkinan hidup besar
  • 2500 gm: Batas prematuritas
  • 3100 gm: Berat rata rata janin aterm
  • 3400 gm: Berat rata rata janin aterm laki-laki
  • 4000 gm: Makrosomia pada diabetes
  • 4500 gm: Batasan umum makrosomia


DILATASI DAN PENDATARAN SERVIK

Menggunakan sarung tangan steril dan lubrikan dilakukan pemeriksaan vaginal untuk menentukan dilatasi dan pendataran servik. Beberapa hari atau jam menjelang persalinan dapat terjadi pengeluaran lendir bercampur darah yang dinamakan “show”

Dilatasi dinyatakan dalam sentimeter dan pendataran dinayatakan dalam prosentase.

  • 1.5 cm : satu jari sempit dan dapat menyentuh bagian terendah janin
  • 2.0 cm : 1 jari longgar
  • 3.0 cm : 2 jari sempit
  • 4.0 cm : 2 jari longgar
  • 6 cm : bagian servik yang masih dapat diraba 2 cm
  • 8 cm : bagian servik yang masih dapat diraba 1 cm
  • 9 cm : tersisa sebagian dari servik
  • 10 cm : sudah tidak dapat diraba bagian servik

Pendataran lebih mudah ditentukan dimana tebal 2 cm = 25 % dan 1 cm = 50%


PRESENTASI JANIN

Melalui pemeriksaan abdomen dan pemeriksaan panggul dapat ditentukan presentasi dan posisi janin

Terdapat 3 jenis presentasi : Sepalik, Sungsang dan Lintang

Sebagian besar persalinan berlangsung pada presentasi kepla ( belakang kepala – vertex )

Posisi janin ditentukan melalui pemeriksaan vagina dengan menentukan denominator.

Denominator pada presentasi kepala : ubun ubun kecil (fontanella posterior/minor ) dan ubun ubun besar ( fontanella anterior / major)

Denominator pada presentasi sungsang : sacrum

Denominator pada presentasi muka : dagu ( mentum )


PENILAIAN PANGGUL IBU

Umumnya dikerjakan pada masa prenatal namun kadang kadang dilakukan pada awal persalinan.
Disproporsi sepalopelvik adalah masalah klinik dimana terjadi ketidaksesuaian antara ukuran dan bentuk bagian terendah janin ( presenting part ) dengan ukuran dan bentuk panggul keras ataupun dengan jaringan lunak sekitar jalan lahir.

Masalah disproporsi bisa terletak pada ukuran atau berkaitan dengan bagaimana perjalanan fetus saat melalui jalan lahir. Posisi oksiput anterior dalam persalinan merupakan keadaan normal namun bila oksiput berputar kearah posterior maka akan terjadi kesulitan dalam persalinan.

Secara singkat dapat dikatakan bahwa masalah sepalopelvik disproporsi adalah sesuatu hubungan yang lebih bersifat relatif, meskipun kadang kadang dapat bersifat absolut.

Peristiwa sepalopelvik disproporsi dapat pula disebabkan oleh jaringan lunak sekitar jalan lahir seperti misalnya kista ovarium atau mioma uteri.

Sangat sulit untuk menentukan apakah proses persalinan pervaginam spontan dapat berlangsung atau tidak semata-mata berdasarkan ukuran panggul saja.

Seringkali kesempitan panggul ringan dapat diatasi dengan molase atau bila ukuran anak tidak terlampau besar

Kesempitan panggul dapat diduga pada keadaan tertentu :

  • Cara berjalan
  • Perut gantung
  • Kifosis
  • Tinggi badan < 140 cm


PELVIMETRI KLINIK

Pelvimetri klinik dapat dilakukan dengan cara sederhana atau rumit. Pemeriksaan digital memungkinkan pemeriksa menilai kapasitas panggul dikaitkan dengan janin yang akan melewatinya.

  • Mengukur conjugata diagnonalis dengan meraba promontorium. Umumnya promontorium tidak dapat diraba. Ukuran CD harus lebih besar dari 11.5 cm
  • Mengukur pintu bawah panggul dengan menepatkan kepalan tangan diantara kedua tuber ischiadica. Ukuran normal harus lebih dari 8 cm
  • Meraba dinding pelvis untuk menentukan apakah sejajar , divergen ( bagus ) , konvergen ( buruk ). Obstruksi pintu bawah panggul jarang terjadi

clip_image012

clip_image014

clip_image016

KEADAAN SELAPUT KETUBAN

Melalui pemeriksaan vaginal dapat ditentukan keadaan selaput ketuban.

Bila sudah pecah : tentukan

  • Warna
  • Bau
  • Jumlah

Konfirmasi pecahnya selaput ketuban dilakukan dengan tes nitrazin menggunakan kertas lakmus, cairan ketuban bersifat asa sehingga dapat memberikan warna biru opada kertas lakmus

clip_image018

Kertas lakmus berubah warna menjadi biru tua ( reaksi air ketuban yang bersifat basa

Dengan mikroskop , cairan ketuban yang kering akan memperlihatkan gambaran ferning (kristalisasi) dan gambaran tersebut tidak dijumpai pada cairan vagina.


PEMERIKSAAN DARAH

Pemeriksaaan darah lengkap :

Nilai Normal Pada Wanita Dewasa

Hematokrit 37 – 47%
Hemoglobin 12.0 – 16.0 g/dL
Sel darah putih 5000 – 10.000 /uL
- Netrofil 1800 – 7700 ( 50 – 60%)
- Stab 0 – 5 %
- Eosinofil 0 – 450 ( 0 – 4% )
- Basofil 25 – 100 ( 0.5 – 1.0% )
- Monosit 0 – 800 ( 0 – 8 % )
- Limfosit 1000 – 48000 ( 20 – 50% )
Eritrosit 3.6 – 5.0 x 100.000 /uL
MCV 87 – 103 cu pm/eritrosit
MCH 26 – 34 pg/sel
MCHC 31 – 37 HgB/dl
Trombosit 150.000 – 350.000/cu.m

 

Pemeriksaan lain tergantung pada indikasi

PROSES PERSALINAN

  • Persalinan fase laten
  • Persalinan fase aktif
  • Proses persalinan
  • Desensus
  • Mekanisme persalinan normal
  • Penilaian panggul

Persalinan adalah terjadinya kontraksi uterus yang teratur dan sering sehingga menyebabkan terjadinya dilatasi servik dan desensus bagian terendah janin secara progresif.

Diagnosis persalinan tidak jelas akibat beberapa hal :

  • Kontraksi uterus Braxton Hicks menjelang persalinan adalah keadaan normal dan dapat dibuktikan pada pemeriksaan kardiotokografi sejak awal pertengahan kehamilan. Kontraksi ini kadang disertai rasa sakit, berlangsung secara teratur dan sering. Namun beberapa jenis kontraksi Braxton Hicks berlangsung tidak berlangsung secara teratur dan hanya kadang kadang saja terjadi
  • Kontraksi uterus persalinan sifatnya hampir selalu disertai rasa nyeri yang cukup kuat kecuali pada persalinan fase laten.
  • Ukuran besar dilatasi servik sendiri bukan merupakan tanda bahwa persalinan sudah berlangsung, beberapa ibu hamil dapat menunjukkan adanya dilatasi servik 1 – 3 cm sebelum persalinan berlangsung dengan sesungguhnya

PERSALINAN PALSU : ( Braxton Hicks Contraction )

  • Interval tidak teratur
  • Intensitas relatif tetap
  • Rasa tidak nyaman dirasakan pada bagian bawah perut
  • Tidak terjadi dilatasi servik
  • Dapat diatasi dengan pemberian medikasi

PERSALINAN SESUNGGUHNYA ( TRUE LABOR )

  • Interval teratur dan cenderung semakin sering
  • Intensitas semakin bertambah
  • Disertai rasa nyeri di punggung dam perut bagian bawah
  • Tidak dapat diatasi dengan medikasi

clip_image002

KURVE PERSALINAN NORMAL

PERSALINAN FASE LATEN

clip_image004

Persalinan kala I adalah bagian persalinan yang berakhir setelah dilatasi servik lengkap (10 cm).

Persalinan kala I dibagi menjadi 2 fase fungsional :

  1. Fase laten (fase prodromal ) dilatasi servik 1 – 3 cm
  2. Fase aktif dilatasi servik 4 – 10 cm

Tanda persalinan fase laten

  • Dilatasi servik kurang dari 4 cm
  • Kontraksi uterus terjadi secara regular disertai atau tidak disertai rasa nyeri
  • Dilatasi servik berlangsung perlahan
  • Diantara kontraksi , pasien masih bisa berbicara dan tertawa
  • Fase ini dapat berlangsung beberapa jam atau bahkan beberapa hari.

PERSALINAN FASE AKTIF

clip_image006

Pada persalinan fase aktif terjadi dilatasi dan pendataran servik serta desensus yang berlangsung cepat

Fase aktif persalinan berakhir saat dilatasi servik lengkap

Tanda persalinan kala I fase aktif :

  • Dilatasi lebih dari 4 cm
  • Kontraksi uterus berlangsung teratur, bertambah sering dan disertai rasa nyeri
  • Memperlihatkan adanya dilatasi servik yang progresif dengan kecepatan sekitar 1.2 – 1.5 cm per jam
  • Pasien sudah sulit diajak bicara atau tertawa.

KEMAJUAN PERSALINAN

clip_image008

Pada primigravida, persalinan umumnya berlangsung sekitar 12 – 14 jam. Persalinan berlangsung lebih singkat pada multigravida yanitu sekitar 6 – 8 jam

Selama persalinan, terjadi dilatasi dan pendataran servik. Proses ini berlangsung dengan peristiwa yang dapat digambarkan seperti anda sedang mengenakan sweater. Proses dilatasi dan pendataran servik berlangsung melalui proses mekanis dan biokimiawi.

Kontraksi uterus menyebabkan terjadinya dilatasi dan pendataran servik namun respon servik terhadap kontraksi uterus hanya dapat berlangsung bila sudah terjadi perubahan biokimiawi ditingkat seluler servik menjelang persalinan beberapa hari menjelang persalinan

Persalinan umumnya berlangsung secara progresif dan pemeriksaan vaginal secara serial dilakukan untuk menentukan apakah kemajuan persalinan berlangsung secara normal atau tidak. Dalam keadaan normal, untuk mengisi partograf pemeriksaan vagina dilakukan setiap 4 jam.

DESENSUS

Yang dimaksud dengan desensus adalah turunnya kepala di jalan lahir. Untuk menggambarkan tingkat desensus digunakan istilah “station”( level spina ischiadica )

"0 Station" ("Zero Station") berarti bahwa puncak kepala telah mengalami desensus setinggi spina ischiadica. Keadaan ini umumnya disebut sebagai engage oleh karena diameter terbesar kepala sudah masuk pintu atas panggul.

Bila puncak kepala masih belum mencapai ketinggian spina ischiadica maka keadaan ini ditandai dengan angka ( - ) , seperti station -2 berarti bahwa puncak kepala masih berada 2 cm diatas spina ischiadica

image

Bila puncak kepala sudah berada dibawah ketinggian spina ischiadica maka keadaan ini ditandai dengan ( + ), seperti station +2 berarti bahwa puncak kepala sudah berada 2 cm dibawah spina ischiadica.

Station -3 menunjukkan bahwa kepala masih “mengapung” dan station yang lebih besar dari +3 menunjukkan bahwa kepala sudah mengalami “crowning” dan siap untuk dilahirkan.

Pada primigravida, engagemen ( station 0 atau +1 ) umumnya sudah berlangsung beberapa hari ( atau beberapa minggu ) menjelang persalinan ; pada multigravida, station -2 atau -3 sering terjadi sampai menjelang persalinan atau bahkan saat dilatasi servik sudah hampir lengkap.

image

MEKANISME PERSALINAN NORMAL

Terdapat 5 langkah klasik persalinan :

  1. Desensus
  2. Fleksi
  3. Rotasi internal ( putar paksi dalam )
  4. Ekstensi
  5. Rotasi eksternal ( putar paksi luar )

Pada umumnya, bila ukuran janin tidak terlalu besar, posisi normal, pola persalinan berlangsung normal dan ukuran panggul normal ( bentuk ginekoid ) maka persalinan akan berlangsungdengan mengikuti pola langkah klasik persalinan diatas

Harus diingat bahwa mekanisme diatas berlangsung secara overlapping, misalnya fleksi kepala juga berlangsung saat desensus dan bertambah saat rotasi internal.

Read more detail about the Mechanism of Normal Labor

PENILAIAN PANGGUL

Terdapat 4 bentuk panggul pada wanita :

  1. Ginekoid
  2. Android
  3. Anthropoid
  4. Platipeloid

Panggul Ginekoid : pintu atas panggul berbentuk oval dan arcus pubis yang luas ( ini adalah bentuk umum dari panggul wanita )

Panggul platipeloid : pintu atas panggul berbentuk pipih dan sacrum yang prominen. Arcus pubis umumnya luas namun spina ischiadica sangat menonjol. Pada keadaan ini umumnya kehamilan terjadi dengan presentasi lintang.

Panggul anthropoid : menyerupai panggul ginekoid dengan bentuk pintu atas panggul oval, namun dengan sumbu panjang yang luas kearah bertikal disamping ke arah samping. Pada keadaan ini, umumnya terjadi posisio oksipitalis posterior persisten

Panggul android : pintu atas panggul berbentuk segitiga dengan arcus pubis yang sempit. Janin yang besar sulit melewati panggul oleh karena rotasi dan ekstensi terhalang oleh tonjolan tulang. Janin dengan ukuran kecil dapat melewati panggul , namun tentunya dengan sedikit bantuan.

Minggu, 15 November 2009

PERAWATAN INTRAPARTUM

image

PERAWATAN INTRAPARTUM

Tujuan : Proses persalinan dan kelahiran yang normal perlu memperoleh pemahaman yang baik, sehingga dapat dilakukan perawatan serta dukungan yang optimal terhadap ibu bersalin serta mengenali kejadian abnormal selama proses persalinan dan kelahiran sehingga dapat mengambil tindakan antisipatif untuk mengatasi masalah yang ada.

Para peserta kepaniteraan klinik OB-GIN dapat menjelaskan mengenai:

  1. Karakteristik “true labor” dan “false labor”
  2. Penilaian awal pasien inpartu
  3. Stadium dan mekanisme persalinan dan kelahiran normal
  4. Tehnik penilaian kemajuan proses persalinan dan kelahiran [ partograf ]
  5. Penatalaksanaan rasa nyeri selama persalinan
  6. Metode pengamatan intrapartum ibu dan janin
  7. Penatalaksanaan kelahiran normal
  8. Rekonstruksi robekan vagina dan jalan lahir
  9. Indikasi persalinan operatif
  10. Komplikasi dan perawatan pasca persalinan dini pada ibu

MASALAH DALAM KEHAMILAN

BERBAGAI MASALAH DALAM KEHAMILAN YANG SERING DITANYAKAN PASIEN

Pertanyaan yang sering diajukan oleh pasien adalah :

Kepastian mengenai hasil pemeriksaan test kehamilan yang dilakukannya dirumah

Seputar masalah pemeriksaan ultrasonografi

Perubahan warna kulit :

  • Chloasma Gravidarum : warna kehitaman pada daerah muka
  • Spider telengangiectasis : bintik merah terang yang hilang dengan penekanan.
  • “Stretch marks”.
  • Linea Nigra.






clip_image002




Linea Nigra dan “stretch marks”


Keluhan mual dan muntah :

Keluhah wajar dalam kehamilan muda yang menjadi berat bila mencium bau menyengat (oli, bahan bakar, asap mobil) atau gerakan.

Advis untuk mengkonsumsi jumlah makanan sedikit tetapi sering dan menghindari makanan berlemak atau berminyak.

Biasanya menghilang sekitar kehamilan 16 minggu atau lebih awal.

Bila terjadi gangguan kondisi umum :

  • Rehidrasi dengan cairan intravena sejumlah 2 liter ( satu liter pertama diberikan dalam waktu 15 – 20 menit dan berikutnya diberikan dengan kecepatan 28 tetes per menit)
  • Hindari sedapat mungkin pemberian anti emetik
  • Berikan antihistamin (benadryl), anticholinergic (scopolamine), Phenergan.


Sciatica :

Keluhan pada wanita hamil yang ditanda dengan rasa nyeri pada pinggang dan bokong unilateral atau bilateral yang menjalar ke paha bagian belakang. Pada sisi yang terkena, terdapat gangguan sensasi pada bagian anterior.

Hal ini terjadi akibat penekanan pada Nervus Ischiadicus ( gabungan dari nervus tibialis dan peroneus communis) yang berasal dari L4 dan S3 dan pada kehamilan hal tersebut terjadi oleh karena :

  • Kehamilan menyebabkan bertambahnya lordosis spina vertebralis
  • Kehamilan menyebabkan bertambahnya berat badan
  • Kehamilan menyebabkan perlunakan tulang rawan sendi sacro iliaca sehingga terjadi destabilisasi arsitektur panggul dan menambah regangan atau tekanan pada saraf panggul.

Terapi :

  1. Jangan berdiri terlampau lama
  2. Posisi tidur menyerupai posisi janin dengan sendi lutut fleksi dengan bantal diantaranya.
  3. Bila sedang dalam posisi duduk, lutut sedikit fleksi sehingga lutut berada setinggi atau sedikit diatas ketinggian pinggang
  4. Jangan tidur dengan satu tungkai lurus dan lutut disisi lain dalam posisi diangkat oleh karena punggung akan sedikit terpuntir.
  5. Sebaiknya tidur dalam posisi miring dengan lutut semifleksi dengan bantal diantaranya.

clip_image002[10]


  • Posisi duduk harus diperhatikan

clip_image002[6]

clip_image002[8]

Dua gambar diatas memberikan penjelasan mengenai terjadinya keluhan sciatica pada kehamilan

clip_image002[12]

Posisi duduk yang salah dimana lutut berada dibawa pinggang

Gambar diatas memperlihatkan adanya 2 masalah :

  • Bila kursi terlampau tinggi menyebabkan kedua lutut berada dibawah pinggang
  • Pasien tidak duduk tepat didepan meja. Pasien berada pada posisi torsi yang memperberat keluhan sciatica

Gambar dibawah memperlihatkan koreksi dari masalah diatas :

clip_image002[14]

Posisi duduk yang benar dimana level lutut setinggi pinggang

  • Pasien merendahkan ketinggian kursinya dan meletakkan buku telpon dibawah telapak kakinya sedemikian rupa sehingga lutut berada pada ketinggian yang sama dengan pinggang, mendorong pinggang kebelakang dan meluruskan spina vertebra. Posisi ini menurunkan tekanan pada nervus ischiadicus.
  • Pasien tidak perlu melakukan pemutaran leher yang berlebihan untuk dapat melihat kertas didepannya


Sindroma Carpal Tunnel

Wanita hamil sering merasakan adanya kekakuan pada saru atau kedua telapak tangan yang mengikuti perjalanan dari nervus medianus (jari telunjuk, jari tengah, permukaan medial jari manis)

Keadaan ini terjadi akibat pembengkakan dan kompresi nervus medialis yang berjalan melalui “carpal tunnel” pergelangan tangan

Biasanya mengenai tangan kanan dan terasa hebat pada pagi hari

Tidak memerlukan terapi khusus oleh karena menghilang dengan sendirinya pasca persalinan






clip_image014


clip_image016


Infeksi saluran pernafasan atas

Sebagian besar wanita hamil pernah menderita infeksi saluran pernafasan atas selama kehamilannya.

Sebaiknya pengobatan dilakukan secara hati-hati, dan sejumlah obat berikut dibawah ini dapat sangat bermanfaat bila mnemang sangat diperlukan.


Acetaminophen

This will effectively relieve muscle aches and fever. It is considered safe during pregnancy. (Category B drug, the same as prenatal vitamins.)


Guaifenesin

This expectorant is considered safe during pregnancy. The addition of codeine (safe) will result in significant suppression of cough.



Pseudoephedrine

This sympathomimetic is a very effective decongestant. It's use during the 1st trimester is sometimes restricted because of indirect data suggesting a slight increased risk of fetal malformations. Late in the third trimester, its' use is again restricted because of its' somewhat unpredictable cardiovascular effects.


Triprolidine



An effective antihistamine, it is considered safe during pregnancy.


Antibiotika yang dapat diberikan pada infeksi saluran nafas bagian atas yang mengalanmi komplikasi dengan sinusitis atau bronchitis :

  • Penicillin
  • Cephalosporin
  • Macrolides


Imunisasi selama kehamilan

clip_image018

Pemberian imunisasi selama kehamilan harus memperoleh pertimbangan yang cermat. Harus dipertimbangkan antara resiko pemberian imunisasi dengan resiko menderita penyakit yang bersangkutan.

Sejumlah imunisasi dianggap aman untuk diberkan selama kehamilan. Berikut ini adalah daftar pemberian imunisasi :

Tetanus Booster

Aman selama kehamilan

Diphtheria Toxoid

Aman selama kehamilan

Vaksin Hepatitis B

Aman bila diberikan selama kehamilan pada wanita yang ber resiko tinggi

Immunisasi Influenza atau pneumococcal

Dapat diberikan pada wanita hamil yang beresiko tinggi

Vaksin Measles, mumps dan rubella

Jangan diberikan selama kehamilan

Yellow Fever

Dapat dan harus diberikan pada wanita hamil yang memasuki daerah endemik

Polio

Dapat dan harus diberikan pada wanita hamil yang memasuki daerah endemik

Immunisasi Anthrax

Jangan berikan selama kehamilan

Immune globulin

Dapat diberikan bila ada indikasi klinis


Terbang selama kehamilan.

Sebagai penumpang pesawat terbang, kehamilan diatas usia 38 minggu mengandung resiko tinggi oleh karena masalah ketersdiaan pertolongan bila suatu waktu terjadi suatu keadaan gawat darurat.

Sebagai sebuah profesi, kehamilan memiliki resiko terhadap ibu dan janin serta kinerja profesional.

Resiko maternal : gangguan keseimbangan, gangguan toleransi terhadap gerakan, gangguan terhadap toleransi efek kompresi/rekompresi . selama trimester kedua dan ketiga dapat terjadi solusio plasenta.

Resiko janin : paparan terhadap bising, pelarut organik, frekuensi rendah dan getaran pada seluruh tubuh.


Olah raga selama kehamilan

Bila kehamilan berlangsung normal, olah raga sedang dapat dilakukan sesua dengan kemauan pasien.

Beberapa pembatasan yang perlu diperhatikan :

  • Jenis olah raga yang dilakukan adalah yang sudah pernah dilakukan sebelum kehamilan
  • Jenis olah raga yang memerlukan keseimbangan tinggi (mengendarai kuda, memanjat) harus dihindari
  • Jenis olah raga yang memberikan beban berat pada persendian harus dihindarkan oleh karena saat kehamilan persendian merubah komposisi tulang rawan dan pelunakanan ligamentum persendian.


Menyelam selama kehamilan

Berenang pada masa kehamilan adalah merupakan olah raga yang menarik dan memberikan manfaat terhadap kekuatan dan fungsi kardiovaskular serta aman bila dilakukan selama kehamilan.

Wanita hamil tidak boleh melakukan olah raga menyelam.

Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa terdapat peningkatan jumlah lemak tubuh semasa kehamilan dan retensi air. Kedua kejadian diatas akan menjebak nitrogen dan gas lain akibat buruknya sirkulasi pada bagian tersebut. Hal ini akan merupakan predisposisi terjadinya “caison disease” dan emboli udara.

Gelembung udara yang berada pada tubuh janin merupakan keadaan yang sangat membahayakan. Pada manusia dewasa, gelembung udara akan terfiltrasi oleh sirkulasi pulmonal dalam paru. Pada janin terjadi jalur pintas sirkulasi paru melalui foramen ovale dan ductus arteriosus sehingga adanya gelembung udara tidak terfiltrasi dan langsung masuk kedalam sirkulasi otak atau aliran koroner sehingga menyebabkan stroke atau kematian janin.

Terdapat sejumlah bukti yang menyatakan bahwa menyelam dapat menyebabkan cacat bawaan yang berupa pemendekan ekstrimitas dan kelainan jantung


Disabilitas

Kehamilan menyebabkan terjadinya serangkaian perubahan pada tubuh.

Selama kehamilan terjadi perubahan berat badan dan distribusinya ; terjadi gangguan keseimbangan serta muda terjadinya tekanan-tekanan terhadap persendian dan ligamentum.

Dengan demikian maka seorang wanita hamil perlu melakukan modifikasi terhadap aktivitas kesehariannya

Pada umumnya ibu hamil dapat bekerja sampai menjelang persalinan, sementara itu sejumlah lainnya menghentikan kegiatan bekerjanya satu atau dua minggu sebelum tanggal perkiraan persalinan. Kadang-kadang, seorang ibu hamil merasa sangat letih dan menghentikan kegiatan bekerja lebih dini.

Setelah melahirkan, umumnya seorang ibu memperoleh istirahat selama 6 minggu sebelum bekerja kembali. Hal ini merupakan kesepakatan dari sejumlah kenyataan :

  • Beberapa wanita dapat dengan aman untuk bekerja kembali sebelum 6 minggu terutama bila pekerjaannya bersifat paruh waktu dan tidak memerlukan aktivitas fisik berlebihan.
  • Beberapa wanita lain memerlukan waktu untuk bekerja kembali lebih dari 6 minggu terutama bila terjadi komplikasi persalinan atau sectio caesar.
  • Beberapa wanita menghendaki waktu istirahat lebih dari 6 minggu untuk dapat merawat anaknya lebih lama.
  • Beberapa perusahaan menginginkan agar para pekerjanya yang selesai bersalin untuk bekerja secepatnya.

PERAWATAN PRENATAL LANJUTAN

Jadwal baku kunjungan antenatal adalah :

  • Tiap 4 minggu dari kehamilan 0 – 32 minggu
  • Tiap 2 minggu pada kehamilan 32 – 36 minggu
  • Tiap minggu selama kehamilan 36 minggu sampai aterm

Pada setiap kunjungan antenatal dilakukan pemeriksaan baku:

  1. Berat badan
  2. Tekanan darah
  3. Tinggi Fundus Uteri
  4. Detik jantung janin
  5. Presentasi dan posisi janin
  6. Glukosa
  7. Protein

KESEHATAN IBU SEBAGAI CERMINAN KESEHATAN JANIN

Dalam obsteri modern, kesehatan janin ditentukan berdasarkan pengamatan dan pemeriksaan secara langsung terhadap janin, namun kesehatan ibu tak boleh diabaikan dalam menentukan status kesehatan janin.

Kesehatan maternal adalah hal yang sangat penting bagi perkembangan janin dan harus mendapat perhatian selama kehamilan.

Berat Badan ibu

Berat badan sebelum kehamilan serta pertambahan berat badan selama kehamilan perlu dalam perkembangan janin.

Kenaikan berat badan selama kehamilan berkisar 11 – 12 kg.

Kenaikan berat badan yang tidak memadai merupakan cerminan dari defisit nutrisi, gangguan kesehatan atau kadar hormon yang tidak sepadan dengan proses anabolisme.

Kenaikan berat badan dan penambahan tinggi fundus uteri harus diamati secara ketat selama kehamilan.

Tekanan Darah

Tekanan darah mencerminkan keadaan sirkulasi maternal. Dalam keadaan normal MAP pada trimester II sedikit lebih rendah dari nilai sebelum kehamilan atau awal kehamilan.

Pada trimester III, tekanan darah pada posisi telentang yang lebih tinggi dibandingkan posisi miring merupakan pertanda adanya ancaman adanya penyakit hipertensi.

Dalam keadaan normal, pada posisi telentang tekanan darah justru lebih rendah dibandingkan posisi miring kekiri.

Tinggi fundus uteri

Tinggi fundus uteri diukur dengan pita pengukur ( dari tepi atas simfisis sampai puncak fundus uteri ) .

image

Pengukuran jarak antara puncak fundus uteri dengan tepi atas simfsis pubis menggunakan pita pengukur.

Tinggi fundus uteri juga diperiksa melalui palpasi abdomen (Leopold I).

Leopold 1

Detik jantung janin

DJJ dapat didengarkan dengan Doppler.

Pemeriksaan DJJ meliputi frekuensi, akselerasi atau deselerasi atau keteraturan dengan menggunakan alat kardiotokografi.

image

Pemeriksaan presentasi dan posisi janin

Pasien diminta mengosongkan kandung kemih dan kemudian diminta untuk berbaring telentang dengan lutut semifleksi.

Dilakukan pemeriksaan palpasi abdomen dengan tehnik LEOPOLD seperti terlihat pada 4 gambar berikut

LEOPOLD I

image

Pemeriksa berdiri di kanan pasien dan menghadap ke arah muka pasien

Kedua telapak tangan ditempatkan pada fundus uteri

Ditentukan tinggi fundus uteri dan ditentukan bagian janin yang berada di fundus uteri

LEOPOLD II

image

Pemeriksa berdiri dikanan dan menghadap ke arah muka pasien

Kedua telapak tangan ditempatkan pada sisi kiri dan kanan uterus setinggi umbilikus

Ditentukan lokasi bagian punggung janin dan bagian-bagian kecil janin

LEOPOLD III

image

Pemeriksaan ini dilakukan dengan perlahan oleh karena dapat menyebabkan perasaan tak nyaman bagi pasien

Pemeriksan berdiri dikanan dan menghadap ke arah muka pasien

Bagian terendah janin dipegang diantara ibu jari dan telunjuk tangan kanan

Ditentukan apa yang menjadi bagian terendah janin dan sudah mengalami engagemen atau belum

LEOPOLD IV

image

Pemeriksa berdiri dikanan dan menghadap ke arah kaki pasien

Kedua telapak tangan ditempatkan disisi kiri dan kanan bagian terendah janin

Digunakan untuk menentukan sampai berapa jauh derajat desensus janin

DERAJAT DESENSUS PADA PALPASI ABDOMEN

clip_image002

Derajat desensus yang diperiksa melalui palpasi abdomen

PENILAIAN BENTUK dan UKURAN PANGGUL

Penilaian dilakukan pada usia kehamilan > 38 minggu.

Pada multigravida, bagian terendah janin umumnya belum masuk panggul sebelum inpartu.

Pada primigravida, bagian terendah janin umumnya sudah masuk panggul pada minggu-minggu terakhir kehamilan.

PENYEBAB TIDAK TERJADINYA ENGAGEMEN KEPALA

1. Pembentukan segmen bawah rahim tidak sempurna.

2. Kelainan letak kepala janin.

3. Disproporsi sepalopelvik atau panggul sempit

4. Tumor panggul yang menghalangi turunnya kepala

5. Placenta praevia.

6. Penentuan usia kehamilan yang tidak benar

Pada tabel diatas terdapat sejumlah keadaan dimana bagian terendah janin masih belum masuk panggul pada minggu-minggu akhir kehamilan pada primigravida.




clip_image022



clip_image024



clip_image026

PERAWATAN PRENATAL PERTAMA

PERAWATAN PRENATAL PERTAMA

Tujuan kunjungan prenatal pertama adalah untuk identifikasi semua faktor resiko yang mempengaruhi ibu dan atau anak.

Bila didapatkan faktor resiko, maka perawatan antenatal selanjutnya harus dilakukan secara spesialistik dibawah supervisi ahli obstetri.


ANAMNESA

Kehamilan sekarang

Wawancara diawali dengan keluhan utama. Pasien diberi waktu untuk menyampaikan pandangannya mengenai proses kehamilan, persalinan dan perawatan anaknya kelak serta membahas seberapa besar pengaruh kehamilan dan persalinan terhadap kehidupan keluarga.

Bagi pasien dengan pola haid yang teratur, usia kehamilan dapat ditentukan berdasarkan HPHT (hari pertama haid terakhir).

Penentuan usia kehamilan menjadi sangat sulit bila pasien tidak memiliki pola haid yang teratur, sebelum hamil mengikuti KB hormonal, pasien lupa akan HPHT, DAN atau pasien datang pada kehamilan yang sudah lanjut.

Gejala dan tanda kehamilan yang ada dapat digunakan untuk membantu dalam memperkirakan usia kehamilan.

Riwayat kehamilan lalu

Riwayat kehamilan, persalinan maupun nifas yang pernah dialami dapat memberikan petunjuk penting bagi pengelolaan kehamilan yang sekarang sedang terjadi.

Informasi penting yang diperlukan antara lain :

  1. Usia kehamilan
  2. Berat badan lahir
  3. “fetal outcome”
  4. Lama persalinan
  5. Presentasi janin
  6. Jenis persalinan
  7. Komplikasi prenatal-antenatal dan pasca persalinan
  8. Laporan pembedahan pada kasus pasca sectio caesar

Riwayat medis

Beberapa kelainan medis akan menjadi bertambah berat saat kehamilan.

Penyakit atau kelainan kardiovaskular, gastrointesinal, endokrin memerlukan evaluasi yang teliti.

Riwayat tranfusi perlu diperhatikan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya penyakit hemolitik pada neonatus akibat antibodi maternal yang berasal dari ketidak cocokan golongan darah.

Riwayat infeksi selama kehamilan dan usaha untuk mencegah terjadinya reinfeksi.

Masalah sosial yang juga perlu memperoleh perhatian dan perlu ditanyakan secara hati-hati: jumlah pasangan seksual sebelum kehamilan, riwayat penyakit menular seksual, kontak seksual dengan penyalahguna obat. Perlu ditawarkan pemeriksaan HIV pada pasien hamil.

Riwayat pembedahan

Riwayat pembedahan ginekologi. Riwayat pembedahan pada uterus misalnya miomektomi intramural yang dapat mengakibatkan cacat rahim.

Riwayat terminasi pada kehamilan muda (aborsi) atau abortus berulang yang dapat menyebabkan terjadinya inkompetensia servik.

Pasien dengan riwayat SC pada persalinan sebelumnya dapat memilih persalinan pervaginam bila sudah mendapatkan konsultasi memadai dan memenuhi kriteria.

Riwayat keluarga

Riwayat penyakit DM dalam keluarga harus membuat dokter waspada khususnya bila pasien juga pernah mengalami persalinan dengan anak yang besar atau disertai dengan kelainan kongenital atau lahir mati.

Pemeriksaan toleransi glukosa harus dikerjakan untuk menentukan fungsi endokrin saat ini.

Kewaspadaan akan adanya penyakit keluarga dan bila diperlukan dapat dilakukan pemeriksaan genetik.

Riwayat persalinan kembar perlu memperoleh perhatian oleh karena kehamilan dizygotic sering merupakan keadaan yang dapat diturunkan dari pihak ibu.


PEMERIKSAAN FISIK

A. Pemeriksaan umum

  • Pemeriksaan fisik secara lengkap harus dikerjakan pada semua pasien baru.
  • Pemeriksaan semacam ini mungkin baru pertamakali dikerjakan pada seorang primigravida muda.

B. Pemeriksaan panggul

1. Jaringan lunak panggul-setiap tumor adneksa harus memperoleh pemeriksaan yang teliti dan termasuk evaluasi ultrasonografi.

2. Tulang panggul

Konfigurasi panggul, bentuk tulang punggung, cara berjalan dan tinggi badan perlu diperhatikan untuk menyingkirkan kemungkinan adanya “cephalo pelvic disproportion”.

Penilaian X-ray tidak selalu diperlukan, bila harus dilakukan maka hal tersebut dilakukan pada kehamilan lanjut dengan indikasi tertentu.

a. Pintu atas panggul

clip_image002

Pengukuran conjugata diagonalis




Gambar atas : Pengukuran conjugata diagonalis dengan kalibrasi panjang jari pemeriksa

b. Bidang tengah panggul :

  • Spina ischiadica menonjol sekali ?
  • Dinding panggul konvergen ?
  • Kurve sacrum, datar?

c. Pintu bawah panggul

  • Pengukuran diameter inter tuberalis.
  • Secara klinis dengan menggunakan kepalan atau dengan Thom’s pelvimeter

clip_image002[6]

d. Panjang servik:

  • Ditentukan saat melakukan Vaginal Toucher.
  • Panjang servik normal 3 – 4 cm.
  • Pengukuran dapat pula dilakukan dengan menggunakan ultrasonografi transvaginal.
  • Panjang servik pada kehamilan 28 – 29 minggu dapat digunakan untuk meramalkan terjadinya persalinan preterm.


PEMERIKSAAN LABORATORIUM

A. Pemeriksaan darah

  • Hematokrit.
  • Leukosit dan hitung diferensial.
  • Golongan darah dan faktor Rhesus.
  • Tes serologis sifilis VDRL, Rubella, Hepatitis B dan [HIV], toxoplasma [pada kasus resiko tinggi].
  • OGTT – oral glucosa tolerance test pada kasus tertentu.
  • Untuk skrining NTD’s perlu dilakukan pemeriksaan hCG, unconjugated estriol dan serum AFP pada kehamilan 16-18 minggu.

B. Pemeriksaan genetik

  • Pemeriksaan genetik dilakukan pada wanita hamil usia > 35 tahun dan dengan riwayat kelainan kongenital dalam keluarga.
  • CVS (chorionic villi sampling) dikerjakan pada kehamilan 10 – 12 minggu dengan resiko abortus pada 1 – 3% kasus.
  • Amniosentesis dikerjakan pada kehamilan 16 - 18 minggu dengan resiko abortus 1 – 2% ; bila dilakukan dengan panduan utrasonografi resiko abortus <>

C. Pemeriksaan urine

  • Pemeriksaan urinalisis.
  • Pemeriksaan biakan air seni.
  • Pemeriksaan proteinurine, glukosa dan keton dilakukan pada tiap kunjungan antenatal .
  • Proteinuria > 300 mg/24 jam ( ≥ 2+ pada pemeriksaan dipstick) berhubungan dengan disfungsi ginjal, preeklampsia eklampsia.

Category

Negative
Protein

Trace
Protein

1+
Protein

2+
Protein

3+
Protein

4+
Protein

Dipstick

Results

<15 mg/dL

15-29 mg/dL

30 mg/dL

100 mg/dl

300 mg/dl

>2000 mg/dL

Equivalent
24-hour Protein

<150 mg

150-299 mg

300-999 mg

1000-2999 mg

3-20 g

>20 g

  • Glukosuria menunjukkan adanya aliran glukosa kedalam ginjal melebihi kapasitas resorbsi, bila keadaan ini disertai dengan kenaikan gula darah maka hal ini menunjukkan adanya intoleransi karbohidrat.
  • Selama kehamilan, ketonuria menunjukkan adanya defisiensi asupan karbohidrat dalam makanan.

D. Papaniculoau Smear

  • Pemeriksaan papaniculoau smear harus dikerjakan kecuali bila telah dikerjakan dalam waktu setahun sebelum kehamilan.
  • Dapat pula dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui adanya gonorrhoea atau chlamydia.
  • Bila ada indikasi, harus dilakukan pemeriksaan mikroskopik pada sekresi vagina.

E. Group B Streptrococcus

  • Pemeriksaan GBS pada kehamilan lanjut ( > 36 minggu) dilakukan pada traktus vagina bagian distal.
  • Bila positif, harus diterapi dengan ampicilline untuk menghindari terjadinya GBS sepsis pada neonatus.

F. Tuberculin skin test

Dilakukan pada pasien resiko tinggi menderita tuberkulosis.

MASALAH LINGKUNGAN DALAM KEHAMILAN

Temperatur

clip_image002

Sistem enzym janin tak dapat berfungsi dengan normal pada situasi suhu tinggi. Sehingga wanita hamil harus menghindari penggunaan sauna dan jacuzzi.

Setiap aktivitas tubuh yang menyebabkan kenaikan suhu tubuh terlampau tinggi harus dihindari.

Wanita hamil harus menghindari cuaca yang amat panas oleh karena :

  1. Wanita hamil memiliki metabolic rate yang tinggi akibat adanya janin dan plasenta sehingga menghaslkan suhu yang tinggi
  2. Rasio luas permukaan dan masa tubuh yang tidak sesuai dimana luas permukaan tubuh tidak bertambah sebanding dengan pertambahan masatubuh sehingga disipasi panas menjadi sulit.
  3. Dengan terjadinya vasodilatasi pembuluh perifer untuk pendinginan kulit, terjadi kompensasi pada sistem kardiovaskular sehingga pasien menjadi sesak nafas.

clip_image004

Bising

Dinding abdomen hanya mampu meredam bising dalam jumlah minimal sehingga bising dapat menyebabkan kerusakan pada pendengaran janin.

Peredaman oleh dinding abdomen hanya sekitar 15 dB. Musik rock besarnya kira 115 dB dan bila ibu dapat melindungi telinganya dengan peredam tidak demikian halnya dengan janin yang masih dapat mendengar musik sebesar 100 dB dan ini dapat menyebabkan kerusakan pendengaran janin.

Decibels

Source

20

Whisper

40

Library

60

Normal speech

70

Busy street

75

Auto interior at 55 mph

90

Average factory

100

Siren at 30 yards

115

Loud rock music

120

Threshold of pain

140

Jet engine at 30 yards

Vibrasi

Getaran rendah, getaran yang terjadi pada keseluruhan tubuh ibu hamil dapat menimbulkan masalah pada janin.

Getaran rendah dapat terjadi pada peralatan pemasangan tiang pancang dan mengendarai kendaraan di jalan bebas hambatan dengan kecepatan tinggi

clip_image002[4]

Bahan kimia

Pelarut organik (terpentin, bahan bakar, oil, pelumas dan thinner untuk pengecatan) dapat mengganggu pertumbuhan janin.

Resiko terbesar berasal dari proses tertelan, kontaminasi pada kulit, inhalasi dan semuanya ini harus dihindari.

Harus dihindari kontaminasi dengan bahan timbal, cadmium dan merkuri.


Tabung sinar Katoda (Cathode Ray Tubes)

Belum terdapat bukti meyakinkan bahwa bekerja didepan CRT (cathode ray tube) merugikan wanita hamil baik dipandang dari masalah radiasi electromagnetik atau gangguan pada mata.

Masalah utama justru pada ergonomik , terutama pada wanita hamil.

Penyangga punggung yang baik, tinggi CRT yang sesuai, penyangga lengan dan posisi tungkai secara tepat akan sangat berpengaruh pada kinerja wanita hamil.

MEDIKASI SELAMA KEHAMILAN

MEDIKASI SELAMA KEHAMILAN

Selama kehamilan sejumlah obat aman dan sejumlah obat lain tidak aman untuk dikonsumsi. Sejumlah obat memerlukan dosis yang lebih tinggi dan perubahan dosis ini sesuai dengan bertambahnya usia kehamilan.

Dokter yang bertanggung jawab atas kesehatan pasien harus waspada dengan berbagai obat dan pembatasan penggunaannya.

US Food and Drug Administration memberikan sistem penggolongan obat-obatan yang digunakan selama kehamilan. Golongan tersebut adalah golongan A,B,C,D dan golongan X seperti terlihat pada tabel dibawah :

Definitions

Clinical Application

A

"Controlled studies in women fail to demonstrate a risk to the fetus in the first trimester (and there is no evidence of a risk in later trimester), and the possibility of fetal harm appears remote."

For all practical purposes, there are no Category A drugs.

B

"Either animal-reproduction studies have not demonstrated a fetal risk but there are no controlled studies in pregnant women or animal-reproduction studies have shown an adverse effect (other than a decrease in fertility) that was not confirmed in controlled studies in women in the first trimester (and there is no evidence of a risk in later trimesters)."

Category B drugs include prenatal vitamins, acetaminophen and several other medications used routinely and safely during pregnancy. If there is a clinical need for a Category B drug, it is considered safe to use it.

C

"Either studies in animals have revealed adverse effects on the fetus (teratogenic or embryocidal or other) and there are no controlled studies in women or studies in women and animals are not available. Drugs should be given only if the potential benefit justifies the potential risk to the fetus."

Category C drugs have not been shown to be harmful to fetuses (if they had been, they wouldn't be Category C drugs). However, there are some reasons to be more concerned about these drugs than Category B drugs. If the pregnant patient will benefit from a Category C drug, it is generally used, although most obstetricians would prefer a Category B drug if it will give equivalently good results.

D

"There is positive evidence of human fetal risk, but the benefits from use in pregnant women may be acceptable despite the risk (e.g., if the drug is needed in a life-threatening situation or for a serious disease for which safer drugs cannot be used or are ineffective.)"

Category D drugs have some significant risks. They should be used during pregnancy only when the alternatives are worse.

X

"Studies in animals or human beings have demonstrated fetal abnormalities or there is evidence of fetal risk based on human experience or both, and the risk of the use of the drug in pregnant women clearly outweighs any possible benefit. The drug is contraindicated in women who are or may become pregnant."

Category X drugs should not be used during pregnancy.

Penggunaan sejumlah obat selama kehamilan :

  • Acetaminophen aman
  • Pseudoephedrine aman
  • Guaifenesin aman
  • Diphenhydramine aman
  • Anaesthesi lokal (Xylocaine) dapat digunakan dengan aman, namun penambahan epinephrine merupakan masalah. Epinephrine dapat menimbulkja efek terhadap sistem kardiovaskulaer ibu yang tidak dapat diramalkan sebelumnya (dan aliran darah pada janin), sehingga penggunaan epinephrine secara uimum harus dihindari
  • Aspirin dapat menyebabkan perdarahan janin
  • Codeine, Demerol, Morphine dan jenis narcotika lain dapat digunakan sesuai usia kehamilan dengan memperhatikan efek adiksi. Selain resiko sindroma putus obat, sebagian besar pereda rasa sakit aman digunakan selama kehamilan.
  • Penicillins aman
  • Cephalosporins aman
  • Erythromycin aman
  • Azithromycin aman
  • Metronidazole aman setelah minggu ke 14. Keamanan sebelum minggu ke 14 belum diketahui.
  • Tetracyclines tidak aman
  • Aminoglycosides pada dasarnya aman , namun masalah ototoksisitas dan gangguan ginjal merupakan masalah yang potensial bila diberikan dalam dosis tinggi dan berkepanjangan.
  • Clindamycin aman
  • Chloramphenicol mungkin aman bila diberikan sebelum kehamilan minggu ke 28
  • Sulfa drugs aman bila diberikan sebelum kehamilan minggu ke 34 . setelah minggu ke 34, kemungkinan dapat terjadi ikterus neonaturum
  • Quinine hanya digunakan bila terjadi keadaan yang bersifat “life-threatening” pada kasus infeksi P falciparum yang resisten terhadap chloroquin.
  • Miconazole aman
  • Clotrimazole aman
  • Quinacrine mungkin aman selama kehamilan
  • Chloroquine mungkin menyebabkan cacat kongenital bila digunakan dengan dosis tinggi dan jangka lama
  • Pyrimethamine aman setelah trimester pertama.Tambahkan suplemen asam folat
  • Trimethoprim aman setelah trimester pertama.Tambahkan suplemen asam folat
  • Primaquine dapat menyebabkan anemia hemolitik pada kasus G6PD . Dapat diberikan bila sangat diperlukan .

PROGRAM PENYLUHAN PASIEN


Fungsi program penyuluhan pasien merupakan hal yang amat penting dan menjadi bagian dari tugas utama dari petugas di klinik antenatal serta staf medis di kamar bersalin, ahli obstetri dan ahli anaesthesi.

Pasien hamil menghendaki panduan dan informasi mengenai masalah-masalah antenatal yang normal ataupun tak normal dan apa yang mungkin terjadi pada periode antenatal, persalinan dan pasca persalinan kelak.

Pengetahuan yang diperoleh dan kesempatan untuk membahas masalah kehamilan akan menyebabkan persepsi positif dari seorang ibu hamil terhadap kehamilannya.

Penyuluhan kesehatan pada primigravida meliputi pengetahuan tentang nutrisi ibu hamil, perawatan gigi, menghentikan kebiasan merokok atau minum alkohol, proses kehamilan dan persalinan yang normal.

Materi penyuluhan yang dapat diberikan pada multigravida adalah berupa pengingatan kembali mengenai penyuluhan yang pernah diberikan pada kehamilan sebelumnya.

Kunjungan ke kamar bersalin dapat ditawarkan pada ibu hamil dengan harapan agar mereka menjadi terbiasa dengan suasana kamar bersalin setelah berkenalan dengan para staf yang bekerja di kamar bersalin.

Penyuluhan mengenai analgesia saat persalinan dapat diberikan pada ibu hamil sehingga mereka dapat membuat “informed decision” sesuai dengan apa yang telah mereka ketahui.

Pembentukan kelas penyuluhan pada kelompok khusus misalnya pada kelompok ibu dengan kehamilan kembar atau kehamilan remaja saat ini menjadi sangat populer. Melalui kelas khusus ini dapat dilakukan pembahasan serta penyuluhan khusus atas dasar pengalaman para peserta.

KEBUTUHAN NUTRISI SELAMA KEHAMILAN

KEBUTUHAN NUTRISI SELAMA KEHAMILAN

clip_image002

Ibu hamil harus mengkonsumsi diet normal dan seimbang.

Hal ini mungkin merupakan sesuatu yang sulit untuk dilakukan terutama pada kehamilan muda pada saat pasien masih merasa adanya keluhan mual, pusing dan muntah.

Mungkin pula bahwa kesulitan untuk mengkonsumsi diet normal dan seimbang terjadi pada kehamilan lanjut dimana seorang ibu hamil senantiasa selalu merasa lapar. Untuk pasien seperti ini, sebaiknya makan sedikit-sedikit tetapi sering dan mengkonsumsi makanan selingan yang rendah kalori.

Selama kehamilan, tarktus digestivus menjadi lebih efisien dalam mengaborbsi makanan. Efek positif dari kenyataan ini adalah bahwa dengan jumlah makanan yang sama dengan sebelum kehamilan, makanan yang di konsumsi akan menyebabkan perbaikan nutrisi dan kenaikan berat badan yang lebih baik. Efek negatif adalah bahwa pasien menjadi cenderung mengalami konstipasi atau menunjukkan keluhan dispepsia . Sebagai panduan umum, kenaikan kalori dalam makanan selama kehamilan adalah 200 – 300 kalori per hari diatas nilai kebutuhan kalori saat tidak hamil.

Secara teori, ibu hamil harus memperoleh asupan makanan yang sesuai dengan kebutuhan nutrisi melalui asupan makanan yang normal dan seimbang. Pada kenyataannya keseimbangan dalam asupan makanan selama kehamilan adalah sesuatu hal yang sulit dilakukan. Konseskuensi dari kenyataan tersebut adalah diperlukannya suplemen vitamin dan makanan tambahan lainnya.

Program diet untuk menurunkan berat badan tidak boleh diikuti selama kehamilan.

Konsumsi vitamin dosis tinggi bukan saja tidak diperlukan namun juga dapat membahayakan ibu dan anak. Minumlah sebuah multivitamin dan tambahan suplemen zat besi dan asam folat sesuai indikasi yang ada.

Sebaiknya dalam penyuluhan kesehatan diberikan pula informasi mengenai “ The Food Guide Pyramide)

clip_image004